Wednesday, August 17, 2011

Lee Kuan Yew dan Bacaan Tarhim


Bila timbul isu bacaan Al Quran waktu Subuh di Pulau Mutiara teringat pula kisah tarhim dan bekas Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew.
Samada ia adat atau ibadat, bacaan tarhim pada waktu Subuh adalah kelaziman suatu waktu dahulu. Mahu tak mahu ia adalah bacaan yang dilakukan dengan menggunakan pembesar suara dan sudah tentu pada orang bukan Islam dan mungkin sesetengah orang Islam sendiri akan terganggu tidur lenanya.
Apa lagi di sebuah negara kafir seperti Singapura. Al kisah Lee Kuan Yew telah memanggil Pengerusi sebuah masjid di Singapura dan bertanyakan soal tarhim samada ia perlu dilaungkan. Maka kata pengerusi itu ianya perlu untuk mengejutkan orang Islam solat Subuh tetapi Lee Kuan Yew tahu ia bukan sesuatu yang wajib.
Maka dengan baik Lee meminta Pengerusi itu menghentikan dahulu tarhim itu selama 1 minggu sahaja dan bolehlah sambung selepas itu.
Akur dengan arahan itu maka tarhim pun dihentikan selama seminggu.
dalam diam tak diam Lee telah menghantar anggota SB ke masjid itu setiap Subuh sepanjang minggu dan seminggu selepas itu.
Selepas seminggu tarhim dihentikan, ianya disambung kembali. Selepas seminggu tarhim disambung maka Pengerusi masjid itu dipanggil kembali menemui Lee.
Lee bertanya adakah perlu tarhim itu dilaungkan? Jawapan Pengerusi itu sama saja, perlu.
Di saat itu Lee menempelak. Beliau berkata dari laporan yang dia dapat bilangan jemaah yang datang adalah sama sahaja, samada dengan tarhim atau tidak. Maka bersetujulah Pengerusi masjid itu menghentikan bacaan tarhim selama-lamanya.
Begitula liciknya seorang pemimpin kafir menyelesaikan masalah yang melibatkan amalan orang Islam.
Kini di Pulau Pinang, tentulah Ketua Menterinya mempunyai kaedah yang sama, yakni dengan mengemukakan fakta dan merujuk kepada ulama tentang bacaan Quran menggunakan pembesar suara. Maka hukumnya menyebelahi matlamatnya dan satu fatwa dikeluarkan oleh Jabatan Hal Ehwal Agama Islam PP melarang bacaan Quran dengan pembesar suara pada waktu Subuh.
Namun kita juga sangsi kerana walaupun ianya hukum yang jelas tetapi kita pasti tahu niat sebenar kerajaan Pulau Pinang itu. Selagi ada ruang untuk menghadkan pengaruh Islam, dia akan gunakan. Padahal bukan sedikit orang Tiong Hwa yang bangun awal Subuh dan berjalan kaki sebagai salah satu riadahnya pada waktu pagi.
Akibatnya, bagi orang Islam yang masih jahil, isu ini menjadi satu isu yang besar ditambah pula dengan campur tangan orang politik. Tanpa disedari, apabila ditempelak arahan ini maka dengan sendirinya orang Islam yang jahil ini menyanggah juga hukum yang jelas dalam Islam.

7 comments:

Anonymous said...

AWAS ! Baik ada makna..baik ada makna...Baik ada mana...Hati hati bangsaku !

Anonymous said...

Itu cerita 40 tahun dulu, sekarang cara sama dibuat ke atas orang melayu jugak ini menunjukkan orang melayu memang mudah lupa dan haprak senang diperdaya. kalaulah arahan itu dibuat oleh kerjaan negeri dikuasai BN, dah tentu PAS akan melompat terkangkang menempelak kata UMNO nak buang islam..tapi bila DAP buat PAS macam lubang jubur terkemut-kemut macam nak berak taik keras je.... hamPAS...............

tempeyekmelaka said...

Bila agama diletak di belakang kuasa dan takhta inilah jadinya. Agama dijunjung bilamana ia menyetujui hasratnya tetapi bila agama disisih bilamana ia tidak sejajar dengan cita-cita nafsu.

A Dis-concerted Neighbor said...
This comment has been removed by the author.
A Dis-concerted Neighbor said...




The " Tun Abdul Aziz Mosque "
( a.k.a. " Masjid Bulat " )
in Petaling Jaya ( PJ ) district,
should SERIOUSLY consider,
to stop playing
Qur'anic recitation MP3's,
on the loud-speaker system
( for approximately
a quarter of an hour ;
by 4 times a day ) ,
prior to the ' Call to Prayer '
( ' Adhaan ' ) ·


The said Mosque
is located
in the state of
Selangor Darul Ehsan,
Malaysia [ MY ] ·


Just do a Quick Search,
on the Internet,
about the Mosque,
& the following search items
WILL appear :


" Masjid Bulat PJ bising "
" Tun Abdul Aziz Mosque is noisy "
" Masjid Tun Abdul Aziz PJ bising "
" Masjid Tun Abdul Aziz bising "
" Masjid Bulat bising "



- - -


[Q # 1] What special ' authority '
do They ( ' the management ' )
think They have,
that They can FORCE
every man, woman & child
( regard-less of Creed )
in the surrounding vicinity,
to listen to Qur'anic recitations,
coming from Their own mouths ?


[Q # 2] Shouldn't Qur'anic recitation
be an ' act of worship '
by an individual Muslim;
& NOT a source of public ' nuisance '
to the surrounding communities ?


- - -



Numerous Qur'anic verses &
Prophetic narrations can be found,
reminding the Muslims,
AGAINST un-justly treatments
to his / her neighbors.


Please, stop depriving Us,
of Our in-disputable RIGHTS,
to enjoy some
peace & tranquility,
in the comfort & luxury
of Our OWN homes.


Just a " soft reminder " to You.


Sincerely,

– Thy Dis-concerted Neighbor ·


.
.
.

A Dis-concerted Neighbor said...




The following Individuals
are responsible behind the
" REPETITIVE , DISRUPTIVE ,
REPULSIVE , & UN-WANTED
pattern of behavior "
exhibited by the Mosque ,

( i.e. Masjid Tun Abdul Aziz, PJ @
Masjid Bulat, PJ )

BEFORE the broad-cast
of Adhaan.


Since these People
BROAD-CAST Themselves
over the ' surrounding ' air
reciting The Noble Qur'an
( via the Mosque
loud-speaker system ) ,
I took the liberty
of EXPOSING Their identities
to the right-minded
Residents of Section 14 PJ.


Doing so,
I firmly believe that
They can no longer
ACT / HIDE
behind a Proxy / Entity
( i.e. the Mosque &
its Subsidiaries )
any-more.


- - -

Here's the list :

( in order of Name, Public capacity,
Role, Social Media account )



1] Mr. Mohd Yakub @ Zulkifli
bin Mohd Yusoff ·

Director, Academy of Islamic Studies, Universiti Malaya ( UM )

Naadzir ( Leader ) ,
Tun Abdul Aziz Mosque


– AUTHORIZES the broad-casts
of Qur'anic recitation,
prior to the
Call to Prayer

@ facebook.com/Centre-of-Quranic-Research-CQR

# # #

2] Mr. Muhammad Lukman
bin Ibrahim ·

Lecturer, Universiti Sains Islam Malaysia ( USIM )

Guest Imaam * ,
Tun Abdul Aziz Mosque


– The voice of
RECORDED
Qur'anic recitation
(80 % of the time)

@ facebook.com/DrMuhammadLukman

# # #

3] Mr. Wan Ainuddin Hilmi
bin Abdullah ·

Imaam * & Mu-adh-dhin * ,
Tun Abdul Aziz Mosque

Qur'anic Recitation Instructor
& Institute Director ,
Institut Pengajian al-Qur'an ( IPAQ )


– The voice of
LIVE & RECORDED
Qur'anic recitation
(20 % of the time)

@ facebook.com/pages/Wan-Ainuddin-Hilmi-Abdullah



[ * Imaam = One who leads
the Prayers,
in a Mosque

* Mu-adh-dhin = One who issues
the Call to Prayer,
from a Mosque minarets ]

- - -


Realize that what You're doing
is DEFEATING Your Purpose
of calling People to Islam.


To Muslims,
You prevent Us
from opening the Mus-haf
( Arabic for " Manuscript " )
by Our-selves ,
with Your LOUD Qur'anic recitation.

To the Non-Muslims,
You confuses Them
with the extra-lengthy
noise BEFORE the
Call to Prayer.

You cast the
seed of HATRED, towards Islam ;
& the worst part of it ?
You did so, KNOWING-LY ·


- - -


On a side note,
I leave the Readers
with an INTERESTING fact :

Those 3 said Individuals
are KELANTANESE.

I mean, it just doesn't
make sense.

The late Nik Abdul Aziz bin Nik Mat
[ Spiritual Leader of the
Pan-Malaysian, Islamic Party ( PAS ) ]
DID support a Ban,
on the use of external loud-speakers
of a Mosque,
SPECIFICALLY for the purpose
of " Tarhim " ( Qur'anic recitation
before Adhaan ) ·



Now, isn't This
a case for Irony ?



.
.
.

A Dis-concerted Neighbor said...

.
.
.

The following Individuals
are responsible behind the
" REPETITIVE , DISRUPTIVE ,
REPULSIVE , & UN-WANTED
pattern of behavior " ,
exhibited by the
Tun Abdul Aziz Mosque ,
BEFORE the Call to Prayer :


# 01 ] Mohd Yakub @ Zulkifli
bin Mohd Yusoff

# 02 ] Muhammad Lukman
bin Ibrahim

# 03 ] Wan Ainuddin Hilmi
bin Abdullah


- - -


So much for the
" Religious Freedom " Thing
going on ,
in Petaling Jaya , Selangor ,
Malaysia ·


.
.
.